Pengalaman Berkesan Mendampingi Anak Tunagrahita


Apakah kalian tahu apa itu tunagrahita? Seringkali kita mendengar mengenai anak berkebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus merupakan anak-anak yang memiliki keistimewaan sendiri pada dirinya. Anak tunagrahita termasuk kedalam anak berkebuthan khusus, tunagrahita sendiri adalah keadaan dimana seorang anak mengalami hambatan dan keterbelakangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun social dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.

Saya tidak pernah terfikir sedikitpun akan mendapatkan kesempatan mendampingi belajar anak tunagrahita. Mata kuliah Pendidikan Inklusi yang harus saya selesaikan menuntut saya untuk melakukan observasi mengenai anak tunagrahita, dari sana saya jadi memiliki kesempatan untuk bertemu dan mengetahui bagaimana sebenarnya anak tunagrahita itu.

Sebelum bertemu dengan anak tunagrahita jujur saya merasakan  ada sedikit rasa takut, namun setelah bertemu dan berinteraksi semua ketakutan saya hilang malah menjadi persaan senang. Pada hari itu kami (karena tugas kelompok) ikut dalam pembelajaran anak tunagrahita ringan, kenapa tunagrahita ringan? Karena agar kami masih dapat berkomunikasi dengan si anak sedangkan apabila kita masuk ke kelas tunagrahita berat akan sulit bagi kami untuk berkomunikasi.  Ketika kami masuk pemebelajaran sudah dimulai dan kami mulai mengenalkan diri, setelah melakukan pengenalan diri kami diberikan kesempatan mendampingi salah satu anak tunagrahita. Kebetulan saya mendampingi anak tunagrahita yang bernama Rangga, kami melakukan pemebelajaran dengan mewarnai, berhitung, dan membaca. Semua pembelajaran berlangsung dengan seru walau terkadang diselingi dengan sikap jail mereka, pembelajaran anak tunagrahita tidak bisa berlangsung cepat karena seperti yang kita ketahui bahwa anak tunagrahita memiliki IQ dibawah rata-rata.


Inti yang bisa saya ambil dari pengalaman mendampingi anak tunagrahita adalah pertama jangan menilai sebelum kalian bertemu mereka, kedua mereka juga anak normal hanya saja lebih istimewa, ketiga mengajar setiap anak harus dengan hati yang ikhlas dan sabar, keempat niatkan dalam diri untuk membuat anak tunagrahita menjadi lebih baik, dan yang kelima janagan pernah membedakan manusia dari segi apapun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don’t Jugde Introvert

Ke Sekolah, Tapi Tidak Bawa Alat Tulis atau Buku

Manfaat Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar